Sayang Umiiiii.....Sayang Abiiii....yuk marii


Berbakti kepada orang tua merupakan sarana mendapatkan ridho Allah Swt. Kadang kita terhanyut dalam kehidupan dunia dan terlupa akan hal ini. Luqman, seorang sholeh yang namanya diabadikan dalam Al-Quran bahkan memberikan perhatian khusus terkait hal ini (saat menasehati anaknya).
Kisahnya tercantum dalam QS Luqman 13-14:

 [31:13] Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
 
 [31:14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun1181. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa setelah larangan berbuat syirik (tauhid) maka manusia diperintahkan Allah untuk berbait baik kepada orang tua.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu beliau berkata, “Saya bertanya kepada Rasullullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah Subhanuhu wa Ta’ala? Maka Beliau menjawab sholat tepat pada waktunya, kemudian saya bertanya lagi, kemudian apa ya Rasululloh? Beliau menjawab lagi, berbakti kepada kedua orang tua, kemudian apa lagi ya Rosulullah? Maka Beliau menjawab lagi, berjihad dijalan Allah.”

Ibadah sholat yang bermakna kesolehan pribadi pun dilanjutkan dengan keutamaan untuk berbuat baik kepada orang tua.

Kemudian di dalam hadits yang lain, yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dari Abu Barkah, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Tidakkah aku ingin kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar, yaitu perbuatan menyekutukan Allah Subhanuhu wa Ta’ala (syirik) dan menyakiti kedua orang tua”

Dan ridho Allah Swt pun terkait pula dengan keridhoan orang tua kita. Ini seperti tercantum dalam hadits :

وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ ) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Artinya : Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." Riwayat Tirmidzi. (Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim).

Dari beberapa hal yang dikemukakan di atas ada beberapa sebab utama kita harus berbakti kepada orang tua :
1.      Termasuk amalan yang mulia
Sebagaimana hadits yang dikemukakan sebelumnya bahwa perintah berbakti kepada orang tua ada disetelah : a. sholat tepat waktu, b. berbakti kepada orang tua, c. berjihad

  •          Sebab diampuninya dosa

 [46:15] Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

 [46:16] Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.

  •       Sebab keridhoan Allah
Sebagaimana hadits di atas "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua”.
(Abu Hikam/ ATM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar