Senyum Itu Sehat dan Juga Ibadah..


Senyum lah karena senyum itu menambah sehat tubuh dan mempererat hubungan baik dengan teman dan semua orang.

Oleh: Zaherudin difosting dari karya Kurnia ayu lestari , dari suara hidayatullah.com

APA yang harus kita lakukan untuk memperlihatkan sebuah penerimaan? Sederhana. Tersenyum. Mendapatkan sekaligus menebarkan perhatian dapat tersirat dari sebuah senyuman Anda. Senyum adalah pekerjaan yang sangat ringan. Senyum tulus yang ditujukan kepada orang lain mengisyaratkan banyak hal. Dengan senyum, mungkin bisa menjawab lawan kita, “Saya menerimamu apa adanya, tanpa syarat.”

Ketika kita tersenyum kepada seseorang, dia akan merasa bernilai, penting dan berharga. Dia akan merasa lebih nyaman dengan dirinya. Dan hanya diperlukan sebuah senyum untuk semua itu, senyum sebagai ungkapan kehangatan yang tulus.

Senyum merupakan obat awet muda karena senyum menggerakkan otot wajah, sehingga otot wajah terlatih dan kencang. Senyum dapat mengendurkan urat saraf tegang di wajah sehingga resiko munculnya keriput dapat dikurangi. Tanpa keriput, tentu saja wajah kita terlihat lebih awet muda.

Saat tersenyum tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga tubuh kita menerimanya sebagai anugerah, sehingga imunitas tubuh meningkat. Senyum sama dengan olah raga yang bermanfaat, otot-otot wajah ikut bergerak. Otot yang rileks membuat kita merasa lebih fit.

Diantara satu sebab penyakit jantung adalah stres. Stres akan memicu kerusakan endothelium –lapisan jantung- yang dapat mendorong terciptanya kolesterol pada pembuluh darah. Hebatnya, senyum mampu menghilangkan stres. Senyum mampu membuat jantung tidak berdebar terlalu kencang. Dapat kita bayangkan dampak dari keadaan tersebut. Tersenyum juga dapat membuat kita lebih rileks sehingga kerja jantung pun normal dan resiko hipertensi dapat dikurangi.

Ada lagi, senyum dan tawa bisa mengurangi produksi hormon efinefrin dan kortisol. Hormon ini memiliki pengaruh memperlambat proses penyembuhan. Selain itu, senyum juga membuat tubuh menghasilkan hormon endorphin serta serotonin yang merupakan hormon pengendali rasa nyeri. Oleh karena itu, senyum dapat mengurangi rasa nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.

Senyum, bisnis dan sedekah

Pepatah China mengatakan, “Seseorang yang tak memiliki senyum seharusnya tidak membuka toko.” Wiraniaga, pelaku bisnis, siapa pun yang kehidupannya bergantung pada pelanggan atau dukungan orang lain harus belajar cara mempraktikkan penerimaan dalam hubungan mereka.

Senyum akan semakin indah tatkala sederet gigi putih bersih tampak menghiasi bibir. Coba Anda membayangkan tatkala sakit gigi, dapatkah Anda tetap tersenyum dengan indah? Jangan-jangan untuk berbicara saja Anda malas.

Ada sebuah timbal balik yang terjadi, bahwa jika kita membuat orang lain merasa nyaman dengan tersenyum dan menyapanya dengan positif, mereka juga akan ingin membalas dengan memberi kita perlakuan serupa.

Willy Loman, dalam Death of a Salesman, berkata, “Hal terpenting adalah menjadi disukai.” Ketika orang lain menyukai kita, mereka akan lebih memiliki kesediaan untuk bekerja sama dengan kita. Titik awal untuk menjadi disukai adalah menyukai orang lain.

Dan cara untuk mengungkapkan bahwa kita menyukai orang lain adalah dengan memberinya senyum sepenuh hati yang hangat ketika bertemu dengannya.

Begitu juga dalam Islam. Senyum yang ikhlas, merupakan sedekah. Itulah nilai senyum dalam Islam. Nabi Muhammad adalah orang yang senantiasa menebarkan senyum. Senyum beliau membuat kaum muslimin semakin mencintainya. Senyum beliau membuat kaum kafir Quraisy semakin canggung kepadanya.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi,”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.” Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”

Mengajarkan kebaikan kepada orang lain akan lebih mudah diterima jika kita selalu mempersembahkan senyum kepada orang tersebut. Seorang muslim berkewajiban berdakwah yaitu mengajak orang lain menuju jalan kebaikan. Maka awalilah pendekatan dengan orang lain melalui senyuman.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”

Hadits tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan dengan cara sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan memberi sejumlah materi jika kita memang tidak punya apa-apa. Karena membuat gerakan ekspresif dengan menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah merupakan sedekah.

Begitu banyak hikmah senyum. Sangat tepat jika Islam memaknai senyum sebagai sedekah. Senyum menambah sehat tubuh dan mempererat hubungan baik dengan teman. Senyum merupakan alat berdakwah yang efektif dan tentu saja bernilai pahala.

Agar Anda senantiasa merasa nyaman dan semakin sehat, maka perbanyaklah senyum. Agar senyum Anda berbuah nilai sedekah, maka luruskanlah niat karena ikhlas mengharap ridho Allah SWT. Dan agar Anda memperoleh senyum yang indah, maka peliharalah pula kesehatan gigi Anda. Tentusaja, bukan senyum di sembarang tempat. Kecuali Anda sudah tak sehat akal lagi.
Sayang Umiiiii.....Sayang Abiiii....yuk marii


Berbakti kepada orang tua merupakan sarana mendapatkan ridho Allah Swt. Kadang kita terhanyut dalam kehidupan dunia dan terlupa akan hal ini. Luqman, seorang sholeh yang namanya diabadikan dalam Al-Quran bahkan memberikan perhatian khusus terkait hal ini (saat menasehati anaknya).
Kisahnya tercantum dalam QS Luqman 13-14:

 [31:13] Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
 
 [31:14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun1181. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa setelah larangan berbuat syirik (tauhid) maka manusia diperintahkan Allah untuk berbait baik kepada orang tua.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu beliau berkata, “Saya bertanya kepada Rasullullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah Subhanuhu wa Ta’ala? Maka Beliau menjawab sholat tepat pada waktunya, kemudian saya bertanya lagi, kemudian apa ya Rasululloh? Beliau menjawab lagi, berbakti kepada kedua orang tua, kemudian apa lagi ya Rosulullah? Maka Beliau menjawab lagi, berjihad dijalan Allah.”

Ibadah sholat yang bermakna kesolehan pribadi pun dilanjutkan dengan keutamaan untuk berbuat baik kepada orang tua.

Kemudian di dalam hadits yang lain, yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dari Abu Barkah, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Tidakkah aku ingin kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar, yaitu perbuatan menyekutukan Allah Subhanuhu wa Ta’ala (syirik) dan menyakiti kedua orang tua”

Dan ridho Allah Swt pun terkait pula dengan keridhoan orang tua kita. Ini seperti tercantum dalam hadits :

وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ ) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Artinya : Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." Riwayat Tirmidzi. (Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim).

Dari beberapa hal yang dikemukakan di atas ada beberapa sebab utama kita harus berbakti kepada orang tua :
1.      Termasuk amalan yang mulia
Sebagaimana hadits yang dikemukakan sebelumnya bahwa perintah berbakti kepada orang tua ada disetelah : a. sholat tepat waktu, b. berbakti kepada orang tua, c. berjihad

  •          Sebab diampuninya dosa

 [46:15] Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

 [46:16] Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.

  •       Sebab keridhoan Allah
Sebagaimana hadits di atas "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua”.
(Abu Hikam/ ATM)